Rabu, 20 April 2016

Last Love (one liner)

Last love

[menceritakan seorang siswi pemain baseball yang terkenal di sekolahnya ini menyukai seorang siswa dan dia tak mengetahui bahwa sang siswa yang bernama megi rinayanti yang menyukai ke sang siswa yang bernama fardy dennisyah ini memiliki penyakit kanker lalu bagaimana kisah mereka sampai akhir kita simak ^^]

[siang hari di lapangan]

Megi rinayanti: huuuh capenya *duduk di tanah*
Rhiri dewiriska: ini *beri minuman ke megi*
Megi rinayanti: terima kasih *minum*
Rhiri dewiriska: oh ya megi kan kamu udah lama jadi bintang baseball putri, apakah ada orang yang kamu sukai selama ini *duduk dan liat ke megi*
Megi rinayanti: ehh apa *kaget dan hampir kebesekan* a-aku tak s-sedang menyukai seseorang ta-tapi se-sebenarnya ada ehh keceplosan *blush*
Rhiri dewiriska: ehh benarkah siapa? Apakah si orang asing giotto claude itu *penasaran*
Megi rinayanti: *menghela nafas* dia tak terlalu terkenal, dia orangnya sederhana, bodoh, dan selalu sendirian aku tak tau namanya tapi aku sangat menyukainya *memikirkan sesuatu* ahhh aku ini mungkin tak akan pantas menjadi pacarnya *histeris*
Rhiri dewiriska: *muka datar liat ke megi* uhhh (dalam hati rhiri: dia memilih tipe cowo yang buruk dan soal fardy apa aku harus memberitahunya tentang penyakit kankernya itu lebih baik jangan tapi apa yang harus ku lakukan, aku harus membuat fardy seperti orang yang buruk untuk di jadikan pacar)
Megi rinayanti: *masih*
Rhiri dewiriska: *tepuk pundak megi* megi sebaiknya jangan jadikan dia pacar mu
Megi rinayanti: ehhh apa? Kenapa? *kaget*
Rhiri dewiriska: karna….karna….umh *berpikir* ahh iya karna dia adalah seorang ketua mafia
Megi rinayanti: a-apa? Benarkah *kaget* i-itu……sangat……keren *senang* aku jadi bersemangat ayo rhiri kita latihan lagi *ambil sarung tangan baseball lalu pergi ke tempat point baseball*
Rhiri dewiriska: ehhh haah *bediri lalu menghela nafas* (dalam hati rhiri: sebaiknya aku menunggu akhirnya saja) baiklah *ambil bola* satu lemparan ya
Megi rinayanti: iya *teriak dari kejauhan*
Rhiri dewiriska: *lempar bola baseball kejauhan menuju atap sekolah*
Megi rinayanti: aku akan ambil bola nya *pergi ke atap sekolah*

[di atap sekolah]

Fardy dennisyah: sendiri dimana semuanya tenang dan sendiri dimana semuanya menyakitkan *tiduran memandang ke atas langit*
Giotto claude: fardy apa yang kau lakukan disini? *liat ke fardy*
Fardy dennisyah: aku hanya ingin sendiri dan kau kenapa? *liat ke Giotto*
Giotto claude: aku tadi di hukum karna tak mengerjakan PR, dan di suruh membersihkan toilet lalu tetapi aku kabur dan aku sedang di buru *ketakutan*
Fardy dennisyah: kamu curhat?
Giotto claude: jahat sekali *pundung*
Fardy dennisyah: sudah kau beli makanan dan minuman saja untuk ku dan untuk diri mu, cepat ini perintah *menutup mata*
Giotto claude: baik tuan *berdiri sigap dan pergi ke kantin*
Fardy dennisyah: masalah pertama terselesai kan, begitu tenangnya *masih menutup mata*
[tiba-tiba sebuah bola baseball dari lapang meluncur menuju fardy dan menghantam kepalanya]
Fardy dennisyah: hmm *membuka mata dan muka terhantam bola baseball lalu tepar pingsan*
Megi rinayanti: apa kah ada orang *buka pintu atap sekolah dan melihat kesekeliling* ehhh sepi………ahh ya bolanya *cari bola baseball* hmm *liat fardy yang pingsan* ahh ini bolanya *ambil bola yang ada di dekat fardy yang pingsan lalu liat wajah fardy* ehh tunggu dia…bola…dia….bola tak mungkin dia ahhh aku melakukan pembunuhan *kaget dan histeris panik*
Fardy dennisyah: uhhhggg *sadar* apa yang terjadi?
Megi rinayanti: ehhh dia sadar *masih dan liat ke fardy*
Fardy dennisyah: kamu siapa? *liat ke megi*
Megi rinayanti: pingsan lagi sana!!! Aku gak salah apa apa *masih*
Fardy dennisyah: ehhh tenang-tenang kan diri mu *berdiri*
Megi rinayanti: *menghela nafas*
Fardy dennisyah: kamu ini ada ada saja, haaah jadi ada apa tadi?
Megi rinayanti: jadi begini tadi aku berlatih dengan teman ku, lalu aku mengajaknya melakukan latihan terakir tetapi temanku melempar bolanya jauh sampai ke atap sekolah dan kami tak tau ada kau disini *menunduk* maaf
Fardy dennisyah: baiklah aku memaafkan mu *lalu bel pulang sekolah pun berbunyi* begitu kah dadah aku pulang dulu *pergi menuju ke kelas*
Megi rinayanti: ehh tunggu siapa nama mu? dan kamu dari kelas apa? *liat ke fardy*
Fardy dennisyah: nama ku itu tak penting, panggil saja orang yang tak punya harapan *berhenti*
Megi rinayanti: baiklah orang yang tak punya harapan hati hati *melambaikan tangan*
Fardy dennisyah: panggil saja fardy dan mana tentang tak punya harapan lupakan aku masih ingin hidup, itu sangat memalukan *buka pintu atap sekolah dan ke kelas*
Megi rinayanti: hmm dia sangat keren, hmm tapi mungkin dia bukan orang yang ku maksud itu *liat ke jam* ahh tidak aku harus pulang *lari ke kelas 12c*

[di kelas 12c]

Megi rinayanti: *masuk kelas dan menuju bangku lalu melihat banyak barang barang rusak dan kotor* begitu kah mereka melakukanya lagi *duduk membereskan dan membersihkan lalu meneteskan air mata* (dalam hati megi: kenapa kenapa mereka sangat membenci ku, aku sangat benci menjadi bintang menjadi sorotan orang, dan menjadi musuh orang lain jadi bintang di lapangan dan jadi seorang yang di abaikan kenapa mereka membenci ku)
Fardy dennisyah: *lewat depan kelas 12c* hmm *melihat megi lalu masuk ke kelas* hei kamu kenapa?
Megi rinayanti: ehh aku tak apa apa kok *tiba tiba berdiri dan menghapus air mata lalu melihat ke fardy*
Fardy dennisyah: hmm *melihat barang barang yang rusak di belakang megi* apa itu yang di belakang mu?
Megi rinayanti: ehh ini bukan apa apa *menutupi barang yang rusak tadi dan belum di bereskan sepenuhnya*
Fardy dennisyah: kamu kena bully?
Megi rinayanti: *menunduk dan menangis* semua orang membenci ku karna mereka iri aku jadi bintang lapangan baseball
Fardy dennisyah: sudah sudah jangan bersedih menjadi bintang lapangan itu lebih menarik dari pada mereka yang tak mendapat gelar, jadi walaupun kamu di sakiti tetaplah tersenyum *elus kepala mu*
Megi rinayanti: *berhenti nangis* ba-baiklah *menghapus air mata dan liat ke fardy lalu senyum*
Fardy dennisyah: nah kamu pulang sendirian?
Megi rinayanti: iya, aku pulang sendirian karna rumah ku jauh
Fardy dennisyah: memang dimana rumah mu?
Megi rinayanti: diblok M perempatan ke 3
Fardy dennisyah: begitu, kita bertetangga
Megi rinayanti: benarkah *senang*
Fardy dennisyah: tidak juga, rumah ku mungkin sekitar beberapa blok lagi dari rumah mu
Megi rinayanti: *pundung* begitu
Fardy dennisyah: ehhh maaf maaf baiklah aku akan antar kamu kerumah mu *keluar kelas* ayo
Megi rinayanti: baiklah *membereskan barang barang yang tadi lalu mengikuti fardy*
Fardy dennisyah dan Megi rinayanti: *pulang bersama*

[di atap sekolah]

Giotto claude: aku kembali *buka dan masuk lalu tutup pintu* ehhh kemana dia? *bingung lalu liat jam* aku harus pulang *ke kelas lalu ambil tas lalu pulang*

[di jalan]

Fardy dennisyah: hmm begitu sepi *liat ke sekeliling* apa kamu suka melewati jalan ini *liat ke megi*
Megi rinayanti: iya katanya disini suka ada pembunuhan, perampokan, pemerkosaan dan banyak hal kejahatan yang ada di jalan ini *jalan* oh ya katanya disini ada sebuah geng mereka orang asing dua 2 orang amrik, dan 1 indo dan juga mereka berasal dari sekolah tetangga
Fardy dennisyah: begitu *jalan menuju rumah megi*
Dante Alfred: hei hei hei *keluar dari sisi gedung* kalian mau kemana seenaknya lewati jalan ini
Fardy dennisyah: kami hanya ingin menuju rumah wanita ini *tatapan dingin liat ke dante*
Dante Alfred: bayar dulu dong masa gratis *senyum lebar*
Fardy dennisyah: ini *beri uang ke dante*
Dante Alfred: masa cuman segini miskin amat lu *muka ngeledek* bagaimana kalau aku pinjam perempuan ini *liat ke megi*
Fardy dennisyah: silahkan……..
Megi rinayanti: apa?!! *kaget*
Dante Alfred: baiklah *mau gapai megi*
Fardy dennisyah: ………setelah mengalahkan saya *pegang tangan dante lalu tendang perutnya dengan dengkul*
Dante Alfred: ahkkk *mundur megang perut* dasar kau
Nero ran: ada apa ribut ribut disini *keluar dari pintu sebuah gedung lalu melihat ke dante, fardy, dan megi*
Date Alfred: dia telah menyerang ku *nunjuk fardy*
Fardy dennisyah: tidak aku ingin lewat lalu di cegat oleh orang ini, dan dia mau mengambil pacarku
Megi rinayanti: ehhh a-apa? *blush*
Nero ran: kau ini *ambil paralon besi* kau salah besar, di jalan ini sudah ada peraturanya dilarang membawa pasangan dan jangan mengganggu ketenangan jones disini!!! *berlari ke fardy*
Fardy dennisyah: megi berdiri di belakang ku *muka serius* sudah lama tak melakukan ini
Nero ran: hiyaaaah *pukul fardy dengan paralon besi*
Fardi dennisyah: *pegang paralon besi lalu pukul perut nero sampai pingsan*
Nero ran: uhhhggg *jatuhkan paralon besi lalu pingsan*
Fardy dennisyah: selanjutnya siapa *tatap serius ke dante*
Dante Alfred: hiiiiih bossss *ketakutan lalu pergi kedalam gedung dan panggil bos*
Fardy dennisyah: kamu tak kenapa napa megi *liat ke megi*
Megi rinayanti: tak apa apa kok *senyum*
Fardy dennisyah: baguslah *senyum juga*
Mumdi setada: siapa yang telah manyakiti anggota ku *keluar dari gedung*
Dante Alfred: itu orangnya bos *tunjuk fardy*
Mumdi setada: apa!!! *marah* jadi kau yang telah menyakiti anggota ku
Fardy dennisyah: kalau iya kenapa *senyum mengejek*
Mumdi setada: dasar kau *berlari ke fardy*
Fardy dennisyah: marah itu tak baik *senyum lalu kuda-kuda*
Mumdi setada: hiyaaaah *mau tonjok fardy*
Fardy dennisyah: *hindar lalu tapak kuda perut mumdi sampai pingsan*
Mumdi setada: uhhh *pingsan*
Fardy dennisyah: huuuuh merepotkan saja, jadi apa yang akan kau lakukan *liat ke dante*
Dante Alfred: hiiiiiih *langsung kabur*
Fardy dennisyah: ayo *melanjutkan pergi ke rumah megi*
Megi rinayanti: ehh i-iya (dalam hati megi: di-dia benar benar kuat mungkin dia yang dikatakan rhiri)

[di depan rumah]

Fardy dennisyah: baiklah kita sampai
Megi rinayanti: ehh iya terima kasih *membungkuk*
Fardy dennisyah: tak apa kok
Megi rinayanti: iya, hmm tolong pegang dulu tas ku aku mau cari kunci rumah ku *beri tas ke fardy lalu mencari kunci*
Fardy dennisyah: iya *pegang tas dan menyisipkan surat* (dalam hati fardy: kamu akan tau sesuatu megi, jadi kita akan bertemu di lain waktu dan tempat)
Megi rinayanti: nah ini dia *menuju ke fardy* terima kasih lagi *ambil tas*
Fardy dennisyah: iya dan selamat tinggal *melambaikan tangan pulang*

[di kamar megi]

Megi rinayanti: huufff capenya *taruh tas di meja lalu rebahan di tempat tidur* (dalam hati megi: kenapa aku merasa bahwa fardy dia memang benar benar orang yang ku sukai itu, kenapa jantung ku berdegup seperti ini ahhhh bodoh bodoh bodoh) *peluk guling lalu tas jatuh dan mengeluarkan surat* ehhh apa *kaget lalu ambil tas* surat apa ini *liat surat ambil lalu buka dan baca* (isi surat: terima kasih sudah jadi orang yang berteman dengan ku, walaupun kamu suka di bully balas lah mereka dengan senyuman dan juga aku tau kamu adalah orang yang suka sekali melirik diri ku seorang yang suka menyendiri ini dan aku tau siapa orang yang kamu sukai itu, lebih baik kamu cari orang lain saja karna ini adalah surat intraksi kita yang terakhir karna aku sudah tak memiliki waktu lagi selamat tinggal dan gapai mimpi mu. orang tanpa harapan dan orang yang kamu sukai, Fardy dennisyah) kenapa kenapa……..aku telat menyadarinya *meneteskan air mata dan menangis*

[di rumah Fardy]

Fardy dennisyah: *batuk batuk lalu masuk rumah* sepertinya sudah aku harus minum obat *buka lemari dan cari obat lalu batuk lagi dan berdarah* sudah saatnya ya *ke kamar lalu duduk di tempat tidur* terima kasih ini yang terakhir kalinya *senyum lalu rebahan tak sadarkan diri*
Giotto claude: Fardy *masuk rumah fardy* halo *lalu menuju kamar fardy dan melihat fardy* fardy!!! *menuju fardy dan mengecek pembuluh darahnya di leher* tak mungkin

[di sebuah bagian dalam stadion]

Rhiri dewiriska: haaaaaauuuuuh megi apa kamu pernah merasa segugup ini dalam pertandingan ini *liat ke megi*
Megi rinayanti: aku tak gugup kok, kalau kamu merasa gugup kita utarakan ini saja menang kalah itu sudah biasa jadi kita bermain dengan mengeluarkan kemampuan terdalam kita *senyum*
Rhiri dewiriska: baiklah kata-kata mu menyemangati ku megi *bersemangat*
Megi rinayanti: iya (dalam hati megi: terima kasih fardy kamu sudah membuat ku berubah dari orang yang hampir putus asa lalu menjadi seorang yang bersemangat dan penuh harapan) *ambil topi lalu pakai* (dalam hati megi: baiklah terima dengan iman)

[the end]


#by: Rach rahman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar